Sinyal Palsu Dalam Trading

Dalam analisa teknikal, sinyal palsu dalam trading adalah hal yang mengacu pada indikasi pergerakan harga di masa depan. Namun indikasi ini memberikan gambaran tidak akurat tentang realitas ekonomi. Sinyal palsu dapat muncul karena beberapa hal. Keterlambatan waktu, ketidakteraturan dalam sumber data, metode penghalusan, atau algoritma untuk menghitung indikator adalah beberapa penyebabnya.

Sinyal Palsu dalam Trading

Trader harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang indikator teknis, yang mereka gunakan. Pemahaman ini sebagai penunjang kemampuan mendeteksi sinyal palsu dengan lebih baik saat muncul. Banyak teknisi lebih suka menggunakan campuran indikator teknis untuk berfungsi sebagai mekanisme pemeriksaan. Sinyal palsu dapat menimbulkan kerugian besar. Karenanya, trader harus menggunakan indikator lebih dari satu konfirmasi (mungkin bisa lima) untuk memperkecil kemungkinan sinyal palsu.

Menghindari Sinyal Palsu

Menghapus noise dari grafik membantu pedagang mengidentifikasi elemen sebenarnya dari sebuah tren dengan lebih baik. Salah satu cara trader melakukan ini adalah dengan merata-rata candle pada grafik. Hanya menggunakan rata-rata menghilangkan fluktuasi intraday dan perubahan tren berumur pendek, menciptakan gambaran yang lebih jelas tentang tren keseluruhan. Metode pembuatan grafik lainnya berusaha untuk hanya menampilkan pergerakan perubahan tren yang sebenarnya, mengabaikan semua data harga lainnya. Salah satu grafik tersebut adalah grafik Renko, yang memperhitungkan perubahan harga tetapi bukan waktu atau volume. Membatalkan semua kebisingan, dalam hal ini, waktu, dapat membuat penerapan indikator lain untuk konfirmasi menjadi sulit.

Metode pembuatan grafik peredam noise yang lebih baik adalah grafik Heikin-Ashi. Metode ini mengubah grafik kandil sederhana menjadi grafik dengan tren dan perubahan yang mudah terlihat. Heikin-Ashi masih memasukkan waktu, sehingga dapat menggunakan indikator lain seperti directional movement index (DMI) dan relative strength index (RSI). Alih-alih menggunakan buka, tinggi, rendah, dan tutup seperti grafik candle standar, teknik Heikin-Ashi menggunakan rumus berdasarkan rata-rata dua periode. Candle putih berongga (atau hijau) tanpa bayangan bawah. Hal ini digunakan untuk menandakan tren naik yang sangat kuat. Sedangkan candle hitam (atau merah) yang diisi tanpa bayangan atas digunakan untuk mengidentifikasi tren turun yang kuat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *