Bluechip adalah saham-saham dari emiten besar yang secara bisnis sudah memiliki pendapatan dan liabilitas yang stabil. Dari segi kuantitas, jumlah saham yang diedarkannya pun cenderung tidak terlalu banyak.
Nama saham ini diambil dari nama chip dalam permainan poker. Chip yang memiliki warna biru dalam permainan poker memiliki nilai yang paling tinggi dibanding chip yang lain. Oleh karena itu, saham dari perusahaan-perusahaan ternama disebut sebagai saham blue chip.
Mengapa saham bluechip lebih banyak dipilih?
1. Emiten saham blue chip memiliki kapitalisasi pasar yang besar
Istilah saham blue chip atau big cap bisa juga diartikan sebagai saham papan atas atau saham unggulan.
Tidak hanya stabil dalam segi bisnis, umumnya kriteria saham ini juga memiliki kapitalisasi pasar yang besar, bahkan di atas Rp40 triliun lebih. Dengan nilai sebesar itu, tentu emiten yang berlabel blue chip bukanlah perusahaan biasa-biasa saja.
Bahkan kebanyakan adalah perusahaan multinational company. Di pasar modal, emiten dengan label blue chip juga sulit digoreng oleh para bandar yang ingin mendapat keuntungan dengan cara curang.
Selain bisnis, emiten ini juga memiliki etos kerja dan fundamental yang baik. Orang-orang di baliknya pun sudah pasti teruji profesionalitasnya.
Untuk segmen pasar, kebanyakan emiten ini bergerak di bidang industrial di mana produknya sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas sehingga keuntungannya juga besar. Tak heran, emiten tersebut mampu secara rutin membagikan dividen kepada para investornya.
2. Saham blue chip layak dijadikan investasi jangka panjang
Bagi kalangan investor jangka panjang, saham blue chip sangat layak dipilih. Selain pendapatan, dukungan dan suntikan modal yang kuat juga membuat perusahaan ini selalu berinovasi dan tidak pernah main-main dalam menjalankan bisnisnya.
Sebagai contoh, lihat bagaimana BCA mampu menyediakan mesin ATM hampir di semua lokasi dan sarana publik. Inovasi ini tentu membuat para nasabahnya mudah bertransaksi ataupun sekedar menarik uang. Tak heran, jumlah nasabah BCA terus meningkat pesat di tiap tahunnya. Tentu hal ini menandakan jika perusahaan tersebut mampu beradaptasi dengan perkembangan dan perubahan bisnis kedepannya.
3. Fluktuasi harga saham blue chip lebih stabil dengan fundamental yang juga kuat
Tidak seperti saham kelas bawah, saham dengan label blue chip sulit tersentuh oleh bandar dan aktivitas goreng-menggoreng. Jika melihat price chart-nya, maka fluktuasi harganya pun cenderung lebih stabil.
Meski begitu, bukan berarti pergerakan harganya selalu naik. Terjadinya kenaikan dan penurunan harga dalam pasar modal adalah hal yang wajar dan itu merupakan bagian dari fluktuasi pasar.
Tapi, jika kenaikan dan penurunan harga terjadi dalam waktu yang relatif cepat dengan fluktuasi harga yang tinggi pula, barulah hal itu yang harus diwaspadai. Namun, kecil kemungkinan kondisi ini terjadi pada saham-saham blue chip.
Di sisi lain, kondisi bisnis yang tidak selalu mulus ataupun munculnya isu terkait emiten tersebut terkadang juga memengaruhi. Meski begitu, isu yang muncul pada saham blue chip umumnya lebih terkendali dan tidak berpengaruh secara signifikan pada fluktuasi harga.
Selama fundamental dan kinerja keuangannya bagus, investor akan tetap tertarik menjadikan saham-saham blue chip sebagai investasi portofolionya.
Namun, perlu dicatat, kapitalisasi pasar suatu emiten tidaklah bersifat permanen sehingga statusnya tidak baku dan bisa saja berubah. Tiap tahunnya, daftar saham blue chip mungkin akan mengalami perubahan. Namun, frekuensi dan perubahannya tidaklah secepat LQ45 ataupun indeks saham serupa.
Jenis-Jenis Saham Bluechip
- Bank Central Asia (BCA) – BBCA
- Bank Rakyat Indonesia (BRI) – BBRI
- Unilever Indonesia – UNVR
- Telekomunikasi Indonesia – TLKM
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk – ICBP
- Bank Mandiri (persero) Tbk – BMRI
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) – PGAS
- PT. Astra International Tbk – ASII
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. – BBNI
- United Tractors Tbk PT – UNTR
- Aneka Tambang Tbk PT – ANTM
- PT Gudang Garam Tbk – GGRM
- Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk PT – HMSP
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk – ICBP
- PT Mayora Indah Tbk – MAYORA (MYOR)